Kamar, 16 april 2014.
H-4 sebelum benar-benar
meninggalkan ini semua. Ayah, ibuk, keluarga, sahabat-sahabat, rumah, kamar
dan lain-lain untuk lebih kurang dua
bulan menjalani KKN di desa orang. Kalau ditanya perasaannya sekarang ini, aku
juga bingung mau jawab apa. sudah campur aduk, mau nangis air matapun ndak bisa
lagi keluar. Kalau dibilang berlebihan, yah terserah sih, yang jelas mereka
ndak tau perasaan aku kan ? :p
Sebelum kemarin
aku masih membayangkan bagaimana kondisi
fisik tempat aku akan tinggal dua bulan mendatang, masih meraba-raba bagaimana
orang sekitar, dan apa yang akan dihadapi disana. Dan sebelum benar-benar
terputus dari dunia maya, ku sempatkan untuk menulis sedikit saja tentang yang
kurasa dibelakangan minggu ini.
Jadi, belakangan minggu
ini pola tidur yang memang sudah tidak menentu semakin hancur. Biasanya jadwal
tidur jam 12 malem, sekarang bisa jadi setelah adzan subuh. Sama halnya seperti
sebelumnya hanya menonton, tapi belakangan lebih intens. Bahkan film yang sudah
pernah ditonton diulang kembali hanya sekedar tidak ingin tidur. Dan belakangan
waktu berjalan begitu cepat, matahari baru sebentar terbit kemudian tenggelam
dan terbit lagi. Hari senin ketemu senin pun begitu cepat. Perasaan untuk lebih
lama menginjak hari H semakin menggebu-gebu. Sepertinya aku belum siap.
Sejak awal 2014 ayah
kembali ke hobi lamanya, menekan-nekan keyboard. Jadi selasa kemarin dia
memintaku untuk menemaninya shooting. Beliau
bicaranya begini “ayok kawanin ayah suting ke TVRI, selamo ni ulli dak pernah
nonton ayah. Selasa depan dak biso lagi kan lah berangkat”. Aku tertawa sambil
mengiyakan ajakannya tentunya dengan berbagai alasan malas seperti biasa. Tapi ayah
ndak tau, jauh didalam hati ini rasanya telah banjir air mata. Rasanya ingin
lebih lama mendengar keberisikan ayah bermain keyboard, tidak peduli dengan
volume sebesar apapun, yang penting selalu terdengar ditelinga.
Semalam, pas lagi
nonton tv bareng ibuk iseng bilang “kami udah lamo nian dak makan tahu isi
buatan ibuk, tahu isi buatan ibuklah yang paling enak sejagad raya”. Dan beliau
Cuma bilang kalo beliau capek. Ya aku ndak bisa maksakan kalo beliau capek. Tapi
tadi sore tahu isi itu udah ada diatas meja makan. Dan you know what ?? beliau
bilang gini “ni nah tahu nyo, padahal ibuk capek nian dari balek sekolah tadi
ul, agek di posko dak ado yang buat tahu isi” aku Cuma ketawa sambil memuji
tahu buatannya. Dan sekali lagi, hati ini banjir air mata.
Kata orang aku tipe
anak manja, tapi aku selalu menolak jika dibilang seperti itu. Aku kuat, aku
mandiri, aku tegar, aku bisa bertahan dalam kondisi sesulit
apapun..........................................................................................................................................asalkan
ayah sama ibuk didekatku. Aku pernah bepergian sendiri, awal kuliah aku 4 hari
kemah, tanpa signal, tanpa listrik, tanpa MCK, aku bisa, aku bertahan, aku
pulang lagi kerumah. kemudian beberapa perjalanan jauh lagi aku lewati, aku
bisa, aku bertahan, aku pulang lagi kerumah dengan sedikit air mata HAHAHAHAH
aku manja, ketika dekat dengan orang tuaku. Aku sempat menangis didepan
sahabat-sahabatku karena merindukan mereka ketika itu, tapi kemudian aku tertawa
kembali karena mereka benar-benar sahabat penghibur :D
Jauh dari orang tua,
tidak ada sahabat-sahabat, dua bulan. Selalu muncul pertanyaan dalam benak “APA
AKU SANGGUP?” sejauh ini aku tidak pernah mengeluh didepan mereka tentnag
teman-teman baruku, tempat tinggalku, tidak pernah menangis didepan beliau
ketika membahas dua bulan didesa orang, selalu membungkusnya dengan tawa.
Aku takut, tapi tidak
seharusnya aku menakutkan itu. Aku kwatir, tapi aku tidak harus mengkwatirkan
itu. Aku memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi disana yang tidak seharusnya
aku pikirkan sekarang.
H-4 sebelum berangkat,
aku harus benar-benar memanfaatkan waktu dirumah bersama keluarga :D tapi dua
bulang itu sebentar ketika aku melakukannya dengan tawa dan ikhlas. SEMANGAT
ULLI!!!
Read More